
Hingga saat ini orang tuanya sangat bingung dengan tingkah lakunya yang makin hari semakin tambah bandel. Arga, itulah nama yang disebut warga kampung ketika mendapati masalah di rumahnya. Arga selalu membuat kekacauan di kampungnya, seperti diam-diam melepas satu persatu burung milik tetangganya, mencuri mangga tetangganya, dan masih banyak lagi kenakalan yang dilakukan Arga pada warga kampungnya.
“Sungguh ya Ga, bapak ini udah capek menghukum kamu dari apa yang telah kamu perbuat kepada seluruh warga kampung ini !!” omel bapak Arga setelah capek menghukum Arga dari semua kenakalan yang sudah Arga perbuat.
“Bapak dulu sangat ingin kamu itu menjadi anak yang patuh, berbakti sama Bapak Ibu. Apalagi bapak ingn kamu menjadi ABRI ataupun Polisi. Kamu tahu nggak Ga, dulu bapak kasih nama kamu Arga itu biar kamu mempunyai derajat dan pangkat yang tinggi setinggi gunung dalam mengejar cita citamu untuk membangun negeri ini.”cerita bapak.
Pada saat itu juga Arga malah terdiam tanpa kata. Padahal kalau dia diomelin bapaknya pasti dia langsung kabur entah kemana. Mungkin pada saat itu, Arga mulai berpikir. Bahwa bapak dan ibunya-lah yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Namun sejak bapaknya memberitahu bahwa bapaknya ingin menjadi anak yang berguna untuk bangsa, Arga menjadi lebih patuh dan giat belajar. Bahkan, sampai dia meraih peringkat 5 besar di kelasnya.
Seminggu setelah Arga mendengar cerita dari bapak, Arga selalu melewati hari harinya dengan membantu bapak dan ibunya setelah pulang sekolah. Ia sering membantu ibunya mengirim makanan ke sawah untuk bapaknya. Kadang-kadang pun ia juga sering membantu bapaknya mencari rumput untuk sapi-sapinya.
Arga pun juga sering mendapat pujian dari warga kampung, apalagi ketika saat Arga membantu ibunya menjemur pakaian yang telah di cuci ibunya. Warga kampung yang melewati rumah Arga pasti langsung memuji Arga, terutama Bu Asih.
“Wahh, Nak Arga sekarang rajin banget membantu ibu dan bapaknya. Bedaa banget sama yang dulu. Dulu kalau pulang sekolah pasti langsung pergi gitu aja entah kemana. Entah ngerjain oranglah, atau apapun lah. Kalau gitu besok besok bantuin ibu sama bapak terus ya Nak, kan kasihan bapak sama ibu kamu yang cuma punya satu anak tapi gak pernah bantuin. Ya Nak Arga ya.” komentar Bu Asih
“Iya Bu terima kasih. Lama-kelamaan Arga kasihan juga lihat ibu sama bapak yang selalu kerja keras buat saya, masa nggak saya bantuin.” jawab Arga
Dan pada malam harinya Arga, bapak, dan ibunya sedang berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Saat selesai makan malam, Arga bertanya pada Bapaknya.
“Pak apakah menjadi pejuang bangsa itu sangat sulit Pak ?” tanya Arga kepada bapak.
“Dulu pejuang bangsa ini tidak sangat untuk melawan penjajah negeri kita. Hampir 3,5 abad kita dijajah oleh negara Belanda. Setiap hari mereka harus berusaha mengalahkan penjajah demi kemerdekaan negara kita. Karena mereka, Indonesia menjadi merdeka dan bebas dari penjajah.” jawab Bapak
“Terus kalau mau menjadi ABRI itu apa hubunganya dengan bangsa kita Pak ??” tanya Arga lagi.
“Kalau ABRI itu bertugas memberi keamanan untuk warga negara, menjaga dan melindungi negara, dan masih banyak lagi. Lha emang kenapa tho kok kamu tanya kayak gitu Ga ?” kta Bapak
“Arga ingin menjadi ABRI sesuai keinginan bapak. Dan bukan itu saja, Arga ingin menjadi ABRI supaya bisa menjadi pemuda Indonesia di generasi yang akan datang. Arga juga ingin membanggakan Bapak dan Ibu, membalas semua kebaikan yang Bapak dan Ibu beri kepada Arga. Dan pada suatu hari nanti saat Arga sudah menjadi ABRI, Arga berjanji akan melindungi seluruh wilayah di Indonesia dari serangan negara lain, dan juga melindungi rakyat Indonesia dari masalah yang ada.” sahut Arga
“Astaga, Arga Bapak bangga sekali sama kamu Nak. Bapak juga akan berjanji akan selalu mendo’akanmu agar bisa menggapai cita-citamu.” ujar Bapak sambil memeluk Arga dengan mata berlinang.
“Ibu juga sangat bangga padamu Nak. Dari dulu Ibu selalu menahan malu akibat tingkah lakumu yang tidak karauan. Dan pada saat tu, Ibu selalu berdo’a agar Tuhan memberikan kamu kelebihan yang membuat siapapun bangga melihatnya. Dan sekarang Ibu pun percaya bahwa kamu pasti akan menjadi anak yang berguna bagi negara Nak.” sahut Ibu sambil memeluk Bapak dan Arga.
“Arga minta maaf ya Bu, Pak. Kalau selama ini Arga selalu salah kepada Bapak dan Ibu. Arga janji nggak akan nakal lagi. Arga akan mengejar cita-cita Arga setinggi mungkin. Arga akan membanggakan Bapak, Ibu, dan Indonesiaku tercinta ini.” ujar Arga sambil memeluk kedua orang tua-nya.
Sampai saat ini Arga selalu mendapat peringkat tertinggi di kelas. Ia juga tidak lupa membantu kedua orang tua-nya. Sekarang ia duduk di kelas 12 di sebuah Sekolah Menengah Atas di kotaya. Dari Sekolah Menengah Pertama, ia selalu mengikuti Lomba PBB dan selalu mendapat juara. Begitu juga saat SMA. Selama 3 tahun di SMA ia selalu menjadi PASKIBRAKA di kotanya. Arga sangat ingin cita-citanya tercapai. Dengan kerja keras dan semangat belajar yang tinggi kita bisa menggapai impian yang kita harapkan.
Cerpen Karya : Annisa Feby Kharomah
Kelas : VII B